Salah satu keutamaan Al-Islam bagi umat
manusia adalah adanya sistem yang paripurna dan konsisten di dalam membina
mental, melahirkan generasi, membina umat dan budaya, serta memberlakukan
prinsip-prinsip kemuliaaan dan peradaban. Semua itu dimaksudkan untuk merubah
manusia dari kegelapan syirik, kebodohan, kesesatan dan kekacauan menuju cahaya
tauhid, ilmu, hidayah dan kemantapan.
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari
Alloh, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Alloh menunjuki
orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan-jalan keselamatan, dan
(dengan kitab itu pula) Alloh mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita
kepada cahaya yang terang benderang dengan seidzin-Nya menunjuki mereka ke
jalan yang lurus . (5:1516)
Kesempurnaan sistem Islam tersebut terlihat
pula dalam sistem pendidikan Rasulullah dalam mendidik para shahabat yang telah
menghasilkan generasi yang tak ada duanya. Generasi yang disebut-sebut sebagai
generasi terbaik yang pernah muncul di muka bumi ini. Tak ada yang mampu
menandinginya baik sebelum dan sesudah generasi shahabat tersebut.
Namun bukan berarti sepeninggal Rasulullah,
kita tak akan merasakan dan tak mampu melaksanakan pendidikan Islam. Sebab
beliau telah meninggalkan dua kurikulum yang dapat kita pakai acuan dalam
mendidik manusia yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Pendidkan Islam bertujuan menumbuhkan
keseimbangan pada kepribadian manusia , sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam
adalah perwujudan penyerahan mutlak kepada Alloh, pada tingkat individual,
masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya. Oleh karena itu Islam memandang,
kegiatan pendidikan merupakan satu-kesatuan integral yang melibatkan seluruh
aspek kehidupan manusia. Ia harus berjalan harmoni dan seimbang serta menjadi
tanggung jawab manusia secara keseluruhan dalam melahirkan kehidupan yang
sehat, bersih dan benar (Islam).
KONSEP-KONSEP ISLAM DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT MODERN
KONSEP-KONSEP ISLAM DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT MODERN
Islam bermula dari pendidikan dan puncak
keberhasilannya juga berupa berkembangnya pendidikan. Di dalam wahyu pertama
yang diturunkan kepada Rosululloh, bertebaran istilah yang merupakan unsur
esensi bagi pendidikan: iqro’,Rabb, insaan, ‘allama, dan qalam. Istilah Rabb
menjadi sumber dalam aspek pendidikan Islam, sehingga pendidikan yang
dilahirkan oleh ajaran Islam adalah pendidikan yang mengacu kepada kebenaran
Allah, Rabb semesta alam (Tarbiyah Rabbaniyah).
Inilah konsep dasar pendidikan Islam yang
terus-menerus disosialisasikan Rasulullah SAW dengan berbagai aspek yang
menunjangnya. Dan konsep ini pulalah yang seharusnya melandasi setiap proses
pendidikan di dunia kaum muslimin hingga detik ini.
Bagaimanakah sistem pendidikan masyarakat
modern kini ? Tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan masyarakat modern kini jauh
dari hakekat pendidikan Islam. Pendidikan modern memang melibatkan
sarana-sarana yang hebat dan canggih namun bukan berarti tanpa kelemahan. Tidak
dipungkiri kemajuan manusia di bidang iptek melonjak jauh. Hampir disemua lini
tersentuh teknologi mutakhir. Namun dari pendidikan modern ini kita tidak
menemukan kesempurnaan akhlak dan ruhani. Fenomena-fenomena yang kita temukan
adalah penindasan antar manusia dan merosotnya moral.
Tampaknya, tujuan pendidikan modern adalah
tercapainya tujuan material yang berkembang menjadi rasa cinta terhadap
pekerjaan dan produksi dengan mengesampingkan nilai-nilai dan norma-norma
kemasyarakatan. Sehingga sekolah-sekolah modern telah mengalami kemerosotan
mutu pada setiap skala dalam dua dimensi, yaitu dimensi syar’iyyah dan dimensi
ilmiyah paedagogis. Artinya, sekolah-sekolah itu bukan sekedar tidak islami
tapi juga tidak mampu berfungsi sebagai salah satu sarana pendidikan.
Karena problem serius inilah umat Islam perlu
segera mengembalikan orientasi sistem pendidikannya, yaitu pendidikan dan
pembinaan Islam yang dilaksanakan dalam konteks kehidupan modern. Untuk
mengatur kembali iptek dan menggunakannya bagi manfaat manusia dan kehidupan
secara luas, dan yang lebih penting lagi, untuk mengembalikan penghambaan
manusia hanya kepada Allah semata.
PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMBINAAN MUSLIM
1. Pengertian
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang
melatih sensibilitas individu sedemikian rupa, sehingga dalam perilaku mereka
terhadap kehidupan, langkah-langkah dan keputusan begitu pula pendekatan mereka
terhadap semua ilmu pengetahuan diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat
dalam dirasakan.
Dengan pendidikan Islam itu mereka akan
terlatih dan secara mental sangat berdisiplin sehingga mereka ingin memiliki
pengetahuan bukan saja untuk memuaskan rasa ingin tahu intelektual atau hanya
manfaat kebendaan yang bersifat duniawi, tetapi juga untuk tumbuh sebagi
makhluk yang rasional, berbudi dan menghasilkan kesejahteraan spiritual, moral
dan fisik keluarga mereka, masyarakat dan umat manusia.
Pendidikan Islam yang memiliki tujuan besar
dan universal ini, bukan berlangsung temporal, tapi dilakukan secara
berkesinambungan. Artinya tahapan-tahapannya sejalan dengan kehidupan, tidak
berhenti pada batas-batas tertentu, terhitung sampai dunia ini berakhir.
Pendidikan yang memiliki makna demikian ini
adalah menjadi tujuan terpenting dalam kehidupan, baik secara individu maupun
keseluruhan. Kita telah memahami, sasaran pendidikan dan pembinaan ini adalah
kemaslahatan umat. Dengan demikian asas yang paling hakiki dari sebuah
pendidikan adalah mencapai keridhaan Allah SWT, seperti termaktub dalam firman
Allah : “ Tidak wajar bagi seorang
manusia yang Alloh berikan kepadanya Al Kitab, hikmah, dan kenabian, lalu ia
berkata kepada manusia, `hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan
penyembah Allah.` Akan tetapi (dia berkata), `Hendaklah kamu menjadi
orang-orang Robbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan
kamu tetap mempelajarinya”.(3: 79).
2. Karakteristik Sistem Pendidikan Islam
Pendidikan Islam sebagai satu mata rantai dari
Syariat Islam, memiliki ciri khusus yang sama dengan kekhususan Al Islam
sendiri, yaitu syamil-kamil-mutakamil (sistem yang integral-sempurna-dan
menyempurnakan). Integralitas sistem pendidikan Islam ini secara garis besar
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, yang secara garis besar adalah :
a.
Pendidikan Keimanan
(aqidah)
Yang dimaksud dengan pendidikan iman adalah
mengikat individu dengan dasar-dasar iman, rukun Islam dan dasar-dasar syari’ah
Islamiyah. Metode pendidikan ini adalah menumbuhkan pemahaman terhadap dasar-dasar
keimanan dan ajaran Islam yang bersandarkan pada wasiat-wasiat Rosululloh saw.
dan petunjuknya.
b. Pendidikan Moral (Akhlaq)
Maksud pendidikan moral adalah pendidikan
mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki
dan dijadikan kebiasaan oleh individu sejak masa analisa hingga ia menjadi
seorang mukallaf, pemuda yang mengarungi lautan kehidupan.
Tidak diragukan lagi bahwa keutamaan-keutamaan moral, perangai dan tabiat merupakan salah satu buah iman yang mendalam, dan perkembangan religius yang benar.
Tidak diragukan lagi bahwa keutamaan-keutamaan moral, perangai dan tabiat merupakan salah satu buah iman yang mendalam, dan perkembangan religius yang benar.
c. Pendidikan Fisik
Pendidikan Islam sangat memperhatikan fisik
tiap-tiap muslim. Apabila kita bicara tentang fisik dalam pendidikan, yang
dimaksud bukan hanya otot-ototnya, panca inderanya dan kelenjar-kelenjarnya, tetapi
juga potensi energik yang muncul dari fisik dan terungkap melalui perasaan.
Islam mendidik umatnya dengan memberikan
rangsangan yang baik sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw. : “ Mukmin yang
kuat lebih baik dan lebih dicintai daripada mukmin yang lemah.” Islam juga
mengajarkan aturan -aturan yang sehat dalam makan, minum, dan tidur. Mendidik
untuk menjaga kesehatannya, dengan selalu menganjurkan olah raga dan menjauhkan
diri dari penyebab-penyebab kelemahan.
d. Pendidikan intelektual
Maksud pendidikan intelektual adalah
pembentukan dan pembinaan berpikir individu dengan segala sesuatu yang
bermanfaat, ilmu pengetahuan, hukum, peradaban ilmiah dan modernisme serta
kesadaran berpikir dan berbudaya. dengan demikian ilmu, rasio dan peradaban
individu tersebut benar-benar dapat dibina.
Akal adalah kekuatan manusia yang paling besar
dan merupakan pemberian Allah yang paling berharga. Dan al-Qur’an memberikan
perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan akal ini. Al-Qur’an mendidik
akal dengan begitu banyak ayat-ayat alam semesta untuk jadi bahan perenungan.
Tapi bukan perenungan itu yang menjadi tujuannya, melainkan mendidik akal agar
cermat, cerdas dan akurat dalam berpikir dan bersikap serta menempuh jalan
hidup. (67:4 / 35:40 / 53:28 / 17:36)
e. Pendidikan Psikhis
Maksud pendidikan psikhis adalah mendidik
individu supaya bersikap berani, berterus terang, merasa sempurna, suka berbuat
baik terhadap orang lain, menahan diri ketika marah dan senang kepada seluruh
bentuk keutamaan psikhis dan moral secara keseluruhan.
Tujuan pendidikan ini adalah membentuk,
menyempurnakan dan menyeimbangkan kepribadian individu, sehingga mampu
melaksanakan kewajiban-kewajibannya dengan baik dan sempurna.
f. Pendidikan Sosial
Maksud pendidikan sosial adalah mendidik
individu agar terbiasa menjalankan adab-adab sosial yang baik dan dasar-dasar
psikhis yang mulia dan bersumber pada aqidah Islamiyah yang abadi dan perasaan
keimanan yang mendalam, agar di dalam masyarakat nanti ia bisa tampil dengan
pergaulan dan adab yang baik, keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang
bijaksana.
g. Pendidikan seksual
Yang dimaksud pendidikan seksual adalah upaya
pengajaran, penyadaran dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang
diberikan kepada individu, sejak ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan
dengan seks, naluri dan perkawinan. Sehingga, jika anak tumbuh menjadi seorang
pemuda, dia dapat memahami masalah yang dihalalkan dan yang diharamkan. Bahkan
mampu menerapkan tingkah laku Islami sebagai akhlak, kebiasaan, dan tidak akan
mengikuti syahwat dan cara-cara hedonisme.
Diantara pendidikan ini adalah mendidik
adab-adab meminta idzin, adab memandang, keharusan menghindarkan diri dari
rangsangan-rangsangan seksual, mengajarkan tentang hukum-hukum pada masa
pubertas dan masa baligh, Perkawinan dan hubungan seksual, isti’far (mensucikan
diri) bagi orang yang belum mampu menikah, dll.
Selain syamil, pendidikan Islam juga memiliki
keistimewaan lain yaitu, Berdimensi manusiawi dengan paket pembinaan yang
bertahap dan tawazun (penuh keseimbangan dalam segala sisi kehidupannya).
selain juga terus mengikuti perkembangan jaman serta tetap menjaga
orisinalitasnya.
Itulah garis besar karakteristik pendidikan
Islam yang keberlangsungannya sangat bergantung pada manusia pelaksananya,
perangkat serta keistiqomahan seluruh masyarakat dalam merealisir konsep
pendidikan itu pada tujuan yang benar. Yakni upaya sungguh-sungguh (jihad)
menciptakan masyarakat yang seluruh aktifitas ritual, sosial, intelektual, dan
fisikalnya tunduk kepada tata aturan Maha pencipta alam semesta.
3. Pendidikan Islam dimasa Rasulullah
Segera setelah hijrah Rasulullah memberikan
prioritas utama pada pendidikan umat Islam. Pusat pendidikan Islam pertama
`As-Sufah`, didirikan sebagai pusat pemukiman di salah satu ruangan dalam rumah
yang bergandengan dengan rumah nabi. Pendidikan tersebut secara keseluruhan
berada di bawah pengawasan beliau. Tujuan utamanya adalah mensucikan hati dan
menerangi jiwa, sehingga mereka dapat meningkatkan diri dari tingkat iman ke
tingkat ihsan (penyerahan diri secara total).
Kadang-kadang Nabi menyuruh para sahabatnya
menemui utusan-utusan yang datang dari berbagai suku. Pengiriman guru ke
wilayah-wilayah yang berdekatan merupakan ciri khas kebijaksanaan pendidikan
Nabi.
Pada zaman Nabi terdapat 9 buah masjid di
Madinah. Setiap Masjid juga berfungsi sebagai sekolah, yang kadang-kadang
diadakan kuliah malam. Kuliah ini diikuti oleh banyak siswa, lebih dari 70
orang. Selain itu Nabi juga mengajarkan spesialisasi. Mereka yang ingin belajar
Al-Quran harus pergi kepada orang-orang tertentu, dan mereka yang ingin
mendalami tajwid atau syariah harus belajar kepada orang-orang lain yang
mendalam benar pengetahuannya tentang bidang studi tersebut.
Pendidikan bagi kaum wanita juga tak kalah
pentingnya. Nabi menyediakan satu hari khusus untuk memberikan kuliah-kuliah
kepada kaum wanita. Nabi juga mengajarkan bagaimana cara memanah, berenang, dan
meramu obat-obatan, mengajarkan astronomi, geneologi dan fonetika praktis yang
diperlukan untuk membaca Alquran.
Satu hal yang perlu dicatat, meskipun
perhatian dipusatkan kepada Al Quran dan Ilmu-ilmu keislaman ,namun pengajaran
semua bidang studi yang dinilai membantu pengembangan kepribadian setiap
individu atau masyarakat secara sehat dimasukkan sebagai bagian atau paket
dalam sistem pendidikan Islam kala itu. Pendidikan untuk anak laki-laki dan
perempuan juga sama-sama diutamakan. Orang-orang dewasa diberi tanggung jawab
untuk mengajar yang muda, baik mengenai agama maupun pengalamannya. Hal ini
mendorong berdirinya beberapa buah sekolah dan lembaga pendidikan.
Jadi dengan kepemimpinan Nabi yang dinamik
itu, tujuan akhir dalam hidup manusia bukan saja ditunjukkan, tetapi juga
diterjemahkan dalam kegiatan praktis, suatu sistem dan organisasi untuk
mencapai tujuan itupun dibentuk.
Begitulah cara Nabi mendidik ummatnya. sederhana
namun mengena . Dibalik kesederhanaan itu kita melihat suatu kompleksitas yakni
suatu kebersamaan dalam mendidik manusia . Tak hanya aspek ruhiyah atau
fikriyah saja, tapi ilmu praktis kehidupan serta jasadiyah turut diperhatikan .
Tidak mengherankan jika anak-anak dan wanita
pada jaman Rasulullah tumbuh menjadi manusia yang berani. Mereka mengerti kapan
bersuara dan kapan berdiam diri. Pribadi-pribadi yang tertarbiyah oleh tangan
Rasulullah tumbuh menjadi pribadi yang sehat, tahu persoalan ummat sekaligus
ahli dalam bidang yang diminati.
Mereka juga terkenal sebagai manusia-manusia
kuat, sanggup menempuh perjalanan panjang serta mampu berjihad dalam waktu yang
relatif lama.
Pendek kata hampir semua sisi kebutuhan
manusia dipenuhi oleh pendidikan Rasulullah, sehingga mereka tumbuh menjadi
insan kamil ( manusia sempurna).
Sebagai bukti keberhasilan pembinaan
Rosululloh adalah ungkapan Sayyid Quthb sebagai berikut, “ Muhammad saw. telah
menang pada hari beliau menjadikan para shahabatnya sebagai gambaran-gambaran
hidup dari keimanannya yang memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar, pada
hari beliau membuat tiap kepala di antara mereka sebagai Al-Qur’an yang hidup merayap
di permukaan bumi, pada hari beliau menciptakan tiap individu diantara mereka
sebagai contoh yang menjelma bagi Islam, yang dapat dilihat oleh manusia,
sehingga mereka benar-benar dapat melihat Islam. Muhammad saw. telah berhasil
merubah gagasan-gagasan yang termuat dalam Al-Qur’an menjadi manusia-manusia
yang dapat disentuh oleh tangan dan dapat dilihat oleh mata”.
“Muhammad bin Abdillah saw. dalam posisi menang ketika berhasil
menginternalisasikan Al-Islam, merubah keimanan manusia kepada Islam sampai
pada tingkah laku dan mencetak puluhan, ratusan dan ribuan naskah mushhaf.
Bukan sekedar mencetak dengan tinta diatas lembaran-lembaran kertas, tetapi
mencetak dengan cahaya di atas kepingan-kepingan hati untuk bergaul dengan
manusia, mengambil dari mereka, memberi dan berkata kepada mereka dengan ihwal
sesuai dengan maksud Al-Islam yang dibawa oleh Rosululloh dari sisi Alloh SWT.”
Apakah dunia mengetahui ada orang yang lebih
mulia, terhormat, pengasih, penyayang, agung, luhur atau lebih pandai dari mereka
?!
Cukuplah bagi mereka untuk dikatakan sebagai
orang-orang mulia dan agung, apabila Al-Qur’anul Karim telah mengatakan tentang
hak mereka. (48:29 / 59:9 / 33:23)
Sekarang tinggal kita, mampukah menyerap hakikat
pembinaan Rasulullah dan
mengejawantahkan dalam kondisi kekinian ?
0 comments:
Posting Komentar