gambar

Jumat, 06 Juli 2012

Selektif Dalam Menerima Informasi

Posted by Unknown on 23.44


A.    Deskripsi Ayat

1.      Qs. Al-Nisa (4) : 94
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) óOçFö/uŽŸÑ Îû È@Î6y «!$# (#qãZ¨Šu;tFsù Ÿwur (#qä9qà)s? ô`yJÏ9 #s+ø9r& ãNà6øŠs9Î) zN»n=¡¡9$# |Mó¡s9 $YZÏB÷sãB šcqäótGö;s? šßttã Ío4quŠysø9$# $u÷R9$# yZÏèsù «!$# ÞOÏR$tótB ×otŠÏVŸ2 4 šÏ9ºxx. NçGYà2 `ÏiB ã@ö6s%  ÆyJsù ª!$# öNà6øn=tã (#þqãZ¨t7tFsù 4 žcÎ) ©!$# šc%x. $yJÎ/ šcqè=yJ÷ès? #ZŽÎ6yz ÇÒÍÈ  
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, Maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. begitu jugalah Keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, Maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

B.     Penafsiran

Setelah menegaskan larangan membunuh seorang mukmin dengan sengaja dan mengancam pelakunya dengan sanksi ukhrawi yang sangat pedih, maka sangat wajar jika ayat yang dating sesudahnya mengingatkan kaum muslimin untuk sangat berhati-hati, agar tidak terjerumus dalam pembunuhan. Untuk maksud tersebut diangkatnya satu dari sekian banyak kemungkinan dimana pembunuhan terlarang ini dapat terjadi, yaitu ketika bertemu dalam perjalanan dan atau peperangan dengan seorang yang tidak dikenal. Peringatan ini perlu karena dari satu sisi ada perintah-Nya yang sangat tegas untuk berperang dan dari sisi lain ada juga peringatan-Nya yang sangat keras agar tidak mengakibatkan tercabutnya nyawa seseorang yang tidak bersalah, baik disengaja maupun tidak.
            Atas dasar itulah, maka ayat ini mengajak: (wahai orang-orang beriman) berhati-hatilah dalam mengambil keputusan mencabut nyawa seseorang, karena itu (apabila kamu pergi) melakukan perjalanan dipentas bumi untuk berperang dan atau untuk apa pun (di jalan Allah, maka telitilah) dan ketahuilah secara pasti siapa yang engkau hadapi, jangan bertindak jika kamu ragu (dan janganlah kamu mengatakan) apalagi memperlakukan (kepada orang) siapa pun juga (yang mengucapkan “salam”) dan atau menyerahkan diri (kepada kamu: “Engkau bukan seorang mukmin”) lalu kamu membunuhnya (dengan maksud mencari) dengan penuh kesungguhan (harta benda kehidupan di duniawi) yang segera akan lenyap. Jangan lakukan itu (karena di sisi Allah ada harta yang banyak) sehingga kamu tidak perlu mengharapkan dari selain-Nya.
            (Begitu jugalah keadaan kamu dahulu), menyembunyikan keimanan kamu atau kamu juga dulu tidak beriman, atau kamu juga dahulu ditoleransi walau hanya mengucapkan kalimat syahadat dan atau salam (lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu), antara lain berupa keberanian menampakkan keimanan, atau kemantapan iman dalam hati kamu. (Maka) jika demikian itu halnya, berhati-hatilah dalam bertindak dan (telitilah) dengan sungguh-sungguh siapa yang kamu hadapi, (sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan), baik niat kamu maupun kegiatan lahiriah kamu.


2.      Qs. Al-Hujurat (49) : 6
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä bÎ) óOä.uä!%y` 7,Å$sù :*t6t^Î/ (#þqãY¨t6tGsù br& (#qç7ŠÅÁè? $JBöqs% 7's#»ygpg¿2 (#qßsÎ6óÁçGsù 4n?tã $tB óOçFù=yèsù tûüÏBÏ»tR ÇÏÈ  
Artinya:Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.

C.    Penafsiran

Ayat ini menurut banyak ulama turun menyangkut kasus al-Walid ibn ‘Uqbah ibn Abi Mu’ith yang ditugaskan Nabi saw. menuju ke Bani al-Musthalaq untuk memungut zakat. Ketika anggota masyarakat yang dituju itu mendengar tentang kedatangan utusan Nabi tersebut, mereka keluar dari perkampungan mereka untuk menyambutnya sambil membawa sedekah mereka, tetapi al-Walid menduga bahwa mereka akan menyerangnya. Karena itu ia kembali sambil melaporkan kepada Rasul saw. bahwa Bani al-Musthalaq enggan membayar zakat dan bermaksud menyerang Nabi saw. (dalam riwayat lain mengatakan bahwa mereka telah murtad). Rasul saw. marah dan mengutus Khalid ibn Walid menyelidiki keadaan sebenarnya sambil berpesan agar tidak menyerang mereka sebelum duduk persoalan menjadi jelas. Khalid mengutus seorang informannya untuk menyelidiki perkampungan Bani al-Musthalaq yang ternyata masyarakat desa itu mengumandangkan adzan dan melaksanakan shalat berjama’ah. Khalid kemudian mengunjungi mereka lalu menerima zakat yang telah mereka kumpulkan.
            Ada riwayat lain yang mengatakan sebab ayat ini turun, namun yang jelas bahwa ia berpesan : (Hai orang-orang yang beriman, jika dating kepada kamu seorang fasik membawa berita) yang penting, (maka bersungguh-sungguhlah mencari kejelasan) yakni telitilah kebenaran informasinya dengan menggunakan berbagai cara (agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa pengetahuan) tentang keadaan yang sebenarnya dan (yang) pada gilirannya dan dengan segera (menyebabkan kamu atas perbuatan kamu) itu beberapa saat saja setelah terungkap hal yang sebenarnya (menjadi orang yang menyesal) atas tindakan kamu yang keliru.
            Ayat di atas menggunakan kata in/ jika, yang  biasa digunakan untuk sesuatu yang diragukan atau jarang terjadi. Hal ini mengisyaratkan bahwa kedatangan seorang fasik kepada orang-orang beriman diragukan atau  jarang terjadi. Hal itu disebabkan karena orang-orang fasik mengetahui bahwa kaum beriman tidak mudah dibohongi dan bahwa mereka meneliti kebenaran setiap informasi, sehingga sang fasik dipermalukan dengan kebohongannya.
           
3.      Qs. An-Nur (24) : 19
žcÎ) tûïÏ%©!$# tbq7Ïtä br& yìϱn@ èpt±Ås»xÿø9$# Îû šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNçlm; ë>#xtã ×LìÏ9r& Îû $u÷R9$# ÍotÅzFy$#ur 4 ª!$#ur ÞOn=÷ètƒ óOçFRr&ur Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÊÒÈ  
                Artinya:Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Allah mengetahui, sedang  kamu tidak mengetahui”.

D.    Penafsiran

Ayat ini masih melanjutkan kecaman sekaligus pengajaran Allah disertai dengan ancaman-Nya dengan mengatakan: (Sesungguhnya orang-oramg yang senang tersebarnya) dalam bentuk ucapan, berita atau perbuatan (kekejian dikalangan orang-orang yang beriman) yakni masyarakat umum (bagi mereka) yang senang itu (azab yang pedih di dunia) dengan mencambuknya atau apapun yang dianggap tepat (dan) bagi mereka juga siksaan yang lebih pedih (di akhirat) nanti jika mereka tidak bertaubat. Allah menetapkan hukuman yang tepat (dan  Allah) sendiri yang senantiasa (Mengetahui) kondisi serta motivasi dan perbuatan setiap orang dan mengetahui pula siapa yang wajar menerima siksa di dunia atau di akhirat, (sedang kamu tidak mengetahui) secara pasti dan dalam banyak hal, karena itu serahkanlah kepada Allah soal batin manusia.







KESIMPULAN

Dalam menerima informasi apapun, kita harus bersikap selektif dan tidak tergesa-gesa dan kita juga harus mencari kebenarannya jika informasi yang kita dapatkan ada gejanggalannya. Dan dalam al-qur’an pun telah dibicarakan bagaimana sikap kita yang seharusnya kita lakukan apabila kita mendapat suatu informasi yang belum tentu kebenarannya.
            Terdapat beberapa surat al-qur’an yang membicarakan hal tersebut, antara lain seperti surat an-Nisa’, surat al-Hujurat dan surat an-Nur. Dengan surat-surat seperti ini dalam al-qur’an, kita menjadikan suatu pegangan untuk selektif dalam menerima pesan atau informasi.
Sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh pak dosen (Muhammad Sa’i, MA) mengenai tipe-tipe berfikir seseorang, diantaranya adalah:
1.                  Skeptis (tidak mudah percaya)
2.                  Kritis (melihat fenomena)
3.                  Analitis (berfikir dari segala aspek)
4.                  Sintesis (berfikir yang memberikan jalan keluar)
5.                  Filosofis (sampai keakar-akarnya atau tuntas tidak setengah-tengah, sempurna/ paripurna)
Inilah beberapa tipe-tipe berfikir seseorang yang memang memiliki intelegensi yang kuat dan orang yang intelektual. Dan kita sebagai seorang mahasiswa sudah semestinya menjadikan hal ini sebagai pegangan dalam berfikir untuk mengambil suatu keputusan, dan inilah yang coba saat ini saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di kampus maupun ditempat lain yang terdapat suatu pesan atau informasi.










  





2 comments:

Posting Komentar