I.
PENDAHULUAN
Segala puji milik Allah pencipta
semesta alam. Sholawat serta salam mengusur deras kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat dan umatnya.
Bahasa Arab merupakan bahasa Al Qur’an dan Hadist Nabi, maka untuk mengkaji
keduanya itu dibutuhkan seperangkat alat atau sarana agar tidak salah dalam
membaca dan memahami teks Arab yang belum ada kharokatnya serta untuk
mengetahui perubahan-perubahan kata terutama pada Hadist Nabi, sebab apabila
salah dan keliru dalam pembacaan teks akan mengakibatkan salah dan keliru dalam
pemaknaan. Untuk menghindari itu, sarananya adalah ilmu Nahwu dan Shorof,
keduanya merupakan keutuhan yang tidak boleh diabaikan.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang isim-isim yang bisa ditasrif
maupun yang tidak dapat ditasrif serta pembagiannya.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Definisi Isim Jamid
B.
Pembagian Isim Jamid
C.
Definisi Isim Musytaq
D.
Pembagian Isim Musytaq
III.
PEMBAHASAN
Isim jamid ialah suatu isim yang di dalamnya tidak terdapat
suatu sifat.
Contoh: كُرْسِيٌ, (kursi) عِلْمٌ (ilmu),
Jadi isim jamid ini tidak diambil dari kata yang lain.
Isim jamid
dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Isim jamid zat, yaitu isim yang
menunjukkan arti sesuatu yang fisik atau yang menurut tata bahasa Arab
dikatagerikan isim jamid zat.
Contoh: صَحْرَةٌ (batu besar) قَلَمٌ (pena)مَلاَئِكَة ٌ (malaikat).
2. Isim makna, yaitu isim yang menunjukkan
arti sesuatu yang tidak fisik.
Contoh: عِلْمٌ (pengetahuan), دَرْسٌ (pelajaran), نَصْرٌ (pertolongan).
Isim
makna juga disebut masdar ghoiru mim, karena isim ini sumber keluarnya isim
musytaq. Masdar ghoiru mim mempunyai beberapa wazan, yaitu:
a.
Fi’il tsulasi (fi’il yang terdiri
dari tiga huruf) , wazan masdar fi’il tsulasibermacam-macam. Hal ini dapat kita
ketahui dengan sima’i, yaitu mengikuti orang arab atau merujuk kepada
kitab-kitab arab.
Diantara wazan-wazan itu antara lain :
فِعَالَةٌ contohnya قِرَاءَةٌ fi’ilnya قَرَأَ - يَقْرَأُ
فِعْلٌ contohnya عِلْمٌfi’ilnya عَلِمَ - يَعْلَمُ
فَعَلَةٌ contohnya صَدَقَةٌ fi’ilnya صَدَقَ - يَصْدُقُ
فُعَالٌ contohnya بُكَاءٌ fi’ilnya بَكَىْ-يَبْكِىْ
b. Fi’il ruba’I (fi’il yang terdiri
dari empat huruf). Wazan masdar fi’il ruba’i diqiyaskan sesuai dengan
wazan-wazan fi’il ruba’i, yaitu :
§ أَفْعَلَ - يُفْعِلُ wazan masdarnya إِفْعَالٌ contohnya أَسْلَمَ - يُسْلِمُmasdarnya إسْلاَمٌ
§ فَعَّلَ - يُفَعِّلُ Wazan masdarnya تَفْعِيْلٌ contohnya عَلَّمَّ - يُعَلِّمُ masdarnya تَفْعِيْلٌ
§ فَاعَلَ - يُفَاعِلُ Wazan masdarnya مُفَاعَلَةٌ contohnya حَاسَبَ - يُحَاسِبُ masdarnya مُحَاسَبَةٌ
§ فَعْلَلَ - يُفَعْلِلُ Wazan masdarnya فِعْلاَلَةٌ contohnya زَلْزَلَ - يُزَلْزِلُ masdarnya
زِلْزَالَةٌ
c.
Fi’il khumsi dan fi’il sudasi (fi’il
yang terdiri dari lima dan enam huruf)
Wazan
fi’il khumasi:
§ تَفَعَّلَ - يَتَفَعَّلُ Wazan masdarnya تَفَعُّلٌ contohnya تَقَرَّبَ - يَتَقَرَّبُ masdarnya تَقَرُّبٌ
§ إِفْتَعَلَ - يَفْتَعِلُ Wazan masdarnya إِفْتِعَالٌ contohnya إِجْتَمَعَ - يَجْتَمِعُ masdarnya إِجْتِمَاعٌ
Wazan fi’il sudasi:
§ إِسِتَفْعَلَ - يَسْتَفْعِلُ Wazan masdarnya إِسْتِفْعَالٌ contohnya إِسْتَغْفَرَ - يَسْتَغْفِرُ masdarnya إِسْتِغْفَارٌ
Isim Musytaq ialah isim yang
terjadi atau diambil dari kalimat lain (bisa ditasrif) dan mengandung
suatu sifat.
Contoh: عَالِمٌ menunjukkan
suatu zat (orang) yang disifati dengan ilmu (عِلْمٌ), jadi عَالِمٌ artinya orang yang berilmu.
Isim
musytaq ada 7 macam, yaitu :
1. Isim fa’il, yaitu isim yang
menunjukkan orang yang berbuat atau melakukan pekerjaan.
Wazan isim fa’il dari fi’il tsulasi
mujarrot adalah : فَاعِلٌ
Contoh :
كَتَبَ Isim fa’ilnya كَاتِبٌ artinya orang yang menulis
قَرَأَ Isim fa’ilnya قَارِئٌ artinya orang yang membaca
Sedangkan wazan isim fa’il selain tsulasi mujarot, adalah
mengikuti wazan fi’il mudhori’nya, dengan mengganti huruf mudhoro’ahnya menjadi
huruf mim yang dibaca dummah, dan dikasrah hurufnya sebelum akhir.
Contoh:
أَكْرَمَ - يُكْرِمُ Isim fa’ilnya مُكْرِمٌ artinya orang yang menghormati
إِسْتَغْفَرَ - يَسْتَغْفِرُ Isim fa’ilnya مُسْتَغْفِرٌ artinya orang yang minta ampun
Isim fa’il dapat berperan sebagaimana fi’ilnya yang ma’lum,
yaitu merofa’kan fa’ilnya dan menashobkan maf’ulnya.
2.
Isim maf’ul, yaitu isim yang
menunjukkan arti sesuatu yang dijatuhi atau dikenai suatu pekerjaan.
Wazan isim maf’ul dari fi’il tsulasi mujarrot adalah مَفْعُوْلٌ
Contoh:
مَضْرُوْبٌ artinya yang dipukul
Sedangkan wazan isim maf’ul selain dari fi’il tsulasi
mujarrot adalah mengikuti wazan isim fa’ilnya dengan membaca fathah sebelum
akhir.
Contoh:
مُكْرَمٌ dan مُسْتَخْرَجٌ
isim maf’ul yang dari fi’il lazim harus diikuti dengan jar
majrur atau dzarraf.
Contoh:
مُقَدَّمٌ عَلَيْهِ dan مُسْتَفْهَمٌ عَلَيْهِ, Jadi tidak
boleh hanya مُقَدَّمٌ dan مُسْتَفْهَمٌ saja.
Isim maf’ul bisa berperan sebagaimana fi’ilnya yang majhul.
3. Sighat mubalaghah, yaitu isim yang
menunjukkan arti isim fa’il yang mengandung arti penguatan atau menyangatkan
(sangat).
Wazan-wazan
sighat mubalaghah antara lain
§ فَعَّالٌ contoh عَلاَّمٌ artinya
sangat pandai
§ فَعُوْلٌ contoh صَبُوْرٌ artinya
sangat sabar
§ فَعِيْلٌ contoh سَمِيْعٌ artinya
sangat mendengar
§ فَاعُوْلٌ contoh قَارُوْقٌ artinya
sangat membedakan
§ فِعِّيْلٌ contoh صِدِّيْقٌ artinya
sangat jujur
sighat
mubalaghah ini bisa berperan sebagaimana fi’il yang ma’lum
4. Sifat musyabahah bismil fa’il, yaitu
isim musytaq yang menunjukkan tentang sifat yang selalu melekat pada mausuf
(yang disifati). Sifat musyabahah bismil fa’il ini dibentuk hanya dari fi’il
tsulasi lazim (fi’il yang tidak mempunyai maf’ul). Wazan sifat musyabahah
bermacam-macam dan hanya bisa diketahui dengan sima’i. Wazan-wazan itu antara
lain, contoh:
§ شَجُعَ - يَشْجُعُ sifat musyabahahnya شُجَاعٌ artinya (selalu) pemberani.
§ عَفَّ - يَعِفُّ sifat musyabahahnya عَفِيْفٌ artinya (selalu) menjaga diri
§ غَضِبَ - يَغْضَبُ sifat musyabahahnya غَضْبَانٌ artinya (selalu) pemarah
Sifat
musyabahah bismil fa’il bisa berperan sebagaimana fi’ilnya yang ma’lum.
5. Isim tafdhil, yaitu isim yang
dibentuk dari wazan أَفْعَلُ berfungsi
untuk menunjukkan arti lebih dari yang lain. Jadi isim tafdhil ini terbuat dari
fi’il yang mempunyai arti kurang atau lebih.
Contoh:
كَبُرَ – يَكْبُرٌ è أَكْبَرُ artinya lebih besar
فَضُلَ - يَفْضُلُ è أَفْضَلُ artinya lebih utama
Isim tafdhil bisa berperan sebagaimana fi’ilnya yang ma’lum.
Sedangkan fi’il yang mempunyai arti tetap tidak bisa dibuat
isim tafdhil. Contoh مَاتَ artinya
mati.
Adapun fi’il yang bisa dibuat isim
tafdhil adalah fi’il tsulasi yang mutasharif (bisa ditasrif), tam dan ma’lum
(kata kerja aktif).
6.
Isim zaman (waktu) dan isim makan
(tempat).
Isim zaman yaitu isim musytaq yang menunjukkan arti
waktu terjadinya suatu pekerjaan.
Isim makan yaitu isim musytaq yang menunjukkan arti tempat
terjadinya suatu pekerjaan.
Wazan-wazan isim zaman dan makan :
Fi’il tsulasi mujarrot mengikuti wazan مَفْعَلٌ dan مِفْعَالٌ
a.
Wazan apabila :
§ Berupa fi’il yang mu’tal lam
fi’ilnya. Contoh:
رَمَىْ - يَرْمِىIsim zaman / makannya artinya مَرِمَىْwaktu / tempat melempar.
غَزَا - يَغْزُوْIsim zaman / makannya artinyaمَغْزًى waktu /
tempat pertempuran.
وَقَىْ - يَقِىIsim zaman / makannya artinyaمَوْقًى waktu /
tempat menjaga.
§ ‘ain fi’il pada fi’il mudhori’nya
dibaca dhummah atau fathah
لَعِبَ
- يَلْعَبُ
Isim zaman/makannya مَلْعَبٌ artinya waktu/ tempat bermain.
كَتَبَ
- يَكْتُبَ
Isim zaman/ makannya مَكْتَبٌ artinya waktu/ tempat menulis.
صَنَعَ
- يَصْنَعَ
Isim zaman/ makannya مَصْنَعٌ artinya waktu / tempat membuat.
b. Wazan مَفْعِلٌ apabila:
§ Berupa fi’il yang mu’tal fa’
fi’ilnya.
Contoh:
وَقَفَ
- يَقِفُ
Isim zaman / makannya مَوْقِفٌ artinya waktu atau tempat berhenti.
§ ‘Ain fi’il pada fi’il
mudhori’nya dibaca kasrah.
نَزَلَ - يَنْزِلُIsim zaman / makannya مَنْزِلٌ artinya waktu atau tempat turun (rumah).
Adapun
isim zaman dan makan dari fi’il selain tsulasi mujarrot mengikuti wazan isim
maf’ulnya.
Contoh:
إِسْتَخْرَجَ
- يَسْتَخْرِجُ Isim
zaman/makannya مُسْتَخْرَجٌ artinya waktu atau tempat minta keluar.
Untuk
menentukan bahwa isim-isim tersebut di atas isim zaman atau makan adalah adanya
qarinah yang menjelaskannya.
Misalnya,
adanya kata أَمْسِ (kemarin)
menunjukkan isim zaman. Dan adanya هُنَا (disini)
menunjukkan isim makan.
7. Isim alat, yaitu isim yang
menunjukkan arti alat suatu pekerjaan. Isim alat ini hanya terbentuk dari fi’il
tsulasi mujarrot yang muta’addi. Adapun wazan isim alat ada 4, yaitu :
a.
مِفْعَلٌ Contoh مِنْصَرٌ artinya
alat menolong.
b. مِفْعَالٌ Contoh مِفْتَاحٌ artinya
alat membuka (kunci).
c.
فَعَّالٌ Contoh ثَلاَّجَةٌ artinya
alat pendingin (kulkas).
d. مِفْعَلَةٌ Contoh مِمْسَحَةٌ artinya
alat menghapus.
Terkadang
isim alat ini tidak berupa wazan-wazan tersebut di atas, tetapi menggunakan
kalimat yang lain. Contoh :
قَلَمٌ artinya pena, كَأْسٌ artinya gelas / piala.
IV.
KESIMPULAN
Dari
keterangan diatas, dapat kami simpulkan sebagai berikut:
Isim jamid
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Isim jamid dzat
2. Isim jamid ma’na (mashdar
ghiru mim)
Isim
musytaq ada tujuh, yaitu:
1. Isim fa’il
2. Isim maf’ul
3. Shighot mubalaghoh
0 comments:
Posting Komentar