gambar

Jumat, 26 April 2013

EKSISTENSI KAMPUS III YANG MINIM

Posted by Unknown on 03.44




Lotim- Komitmen Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) membentuk perguruan tinggi dikagumi patuh karya semakin nyata. Pasalnya Bupati Lombok Timur telah membentuk komite untuk mewujudkan mimpi itu. Komite ini dibentuk untuk membuka kampus III IAIN Mataram. Kampus III IAIN yang berlokasi di Eks Akademi Perawat (Akper)  Kota Selong Kabupaten Lombok Timur. Dibukanya Kampus III IAIN oleh Pemda Lotim  dimaksudkan untuk  mengakomodir keinginan masyarakat dengan terdapat jurusan yang berbeda dengan universitas lainnya di daerah ini. Selain itu biaya perkuliahan dapat lebih dijangkau oleh masyarakat luas.
Kampus yang baru beroperasi selama 2 tahun ini hanya memiliki 2 jurusan saja, yaitu IPS-Ekonomi dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI). Pada tahun pertama hanya terdapat jurusan IPS-Ekonomi, “padahal kami membuka semua jurusan, namun hanya satu yang diminati”, ujar pak Supardi Kajur IPS.
            Kampus III IAIN Selong Lombok Timur memiliki mahasiswa sebanyak 91 orang untuk angkatan 2011-2012. Pada angkatan pertama mahasiswa berjumlah 30 orang untuk jurusan IPS-Ekonomi saja. Dan pada tahun kedua mahasiswa berjumlah 29 orang untuk jurusan IPS-Ekonomi, sedangkan untuk jurusan PGMI berjumlah 32 orang.
            Selama 2 tahun telah berjalan, kampus III IAIN Selong Lombok Timur tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan. “Kami mempunyai banyak keluhan selama ini, seperti tidak adanya perpustakaan, tidak adanya laboratorium, tidak adanya layanan wifi dan yang tidak kalah pentingnya adalah minimnya sosialisasi terhadap keberadaan kampus III”, tegas Suparman Mahasiswa IPS-Ekonomi semester III.
            “Masalah memang ada, seperti  keluhan mahasiswa mengenai tidak adanya perpustakaan, namun untuk mensiasatinya kami mengadakan kegiatan-kegiatan yang menyibukkan mereka sehingga mereka tidak sempat untuk mengingat keluhan mereka,” ujar pak Supardi. Namun hal yang berbeda diungkapkan oleh Suparman, dia mengatakan bahwa tidak ada kegiatan yang pernah diadakan oleh pihak kampus.
            “Masalah yang tidak kalah pentingnya adalah tidak adanya sertifikat OPAK yang diterima oleh mehasiswa-mahasiswa di kampus III ini, baik tahun pertama maupun tahun yang kedua,” tegas Suparman dengan mimik yang meyakinkan. Uang pendaftaran untuk OPAK sudah diterima oleh panitia yang bersangkutan. “Saya sudah  menghubungi panitia Opaknya, namun panitia opak mengatakan saya tidak mungkin  mencetak sertifikat dengan uang saya sendiri,” Suparman meyakinkan.
            Keberadaan kampus III masih belum terlalu dikenal oleh mahasiswa IAIN sendiri. Sosialisasi terhadap keberadaan kampus 3 IAIN Selong masih minim. “Kami berharap sosialisasi sering dilakukan di kampus III ini sehingga keberadaan kami pun diketahui,” harap Suparman. /Al/Qon/Na/




0 comments:

Posting Komentar