Tahun demi tahun hiruk-pikuk valentine makin
bertambah intensitasnya, dahulu hanya muda-mudi kota-kota besar seperti Jakarta
yang mengenal Valentine dan merayakannya, kini sudah mulai merambah ke
muda-mudi desa-desa kecil yang ada di Indonesia ini, Valentine tidak saja
dikenal oleh para remaja tetapi juga sudah dikenal dan dirayakan oleh anak-anak
SD.
Dari sudut pandang ke-Islam-an, ternyata
Valentine adalah sebuah perayaan yang harus dijauhi oleh para muda-mudi dan
anak-anak muslim dan muslimah, dan sebaiknya para orang tua memberikan
informasi kepada anak-anaknya bahwa Valentine bertentangan dengan nilai-nilai
ke-Islam-an, memang bukan merupakan hal yang mudah karena sesungguhnya kita
berhadapan dengan arus modernisme yang telah mengglobal dan salah kaprah. Opini
tidak ketinggalan zaman dan tidak gaul bila tidak merayakan Valentine adalah
salah satu kendalanya, namun dengan cara yang baik dan informasi yang akurat,
Insya Allah informasi tersebut akan menjadi nasehat yang akan mudah untuk
diikuti dan ditaati.
Sejarah
Valentine
Valentine adalah nama seseorang pemimpin
agama Katolik yang telah dianggap menjadi martir ?Islam : Syuhada- oleh
orang-orang Kristen (katolik) dan Valentine telah diberi gelar sebagai orang
suci (Santo) oleh orang-orang Kristen.
Kisahnya bermula ketika raja Claudius II (268
- 270 M) mempunyai kebijakan yang melarang prajurit-prajurit-nya untuk menikah.
Menurut raja Claudius II, bahwa dengan tidak menikah maka para prajurit akan
agresif dan potensial dalam berperang.
Kebijakan ini ditentang oleh Santo Valentine
dan Santo Marius, mereka berdua secara diam-diam tetap menikahkan para
parujurit dan muda-mudi, lama-kelamaan tindakan mereka diketahui oleh raja
Claudius, sang rajapun marah dan memutuskan untuk memberikan sangsi kepada
Valentine dan santo Marius yaitu berupa hukuman mati.
Sebelum dihukum mati, Santo Valentine dan
Santo Marius dipenjarakan dahulu, dalam penjara Valentine berkenalan dengan
seorang gadis anak sipir penjara, kemudian gadis ini setia menjenguk valentine
hingga menjelang kematian Valentine. Sebelum Valentine dihukum mati, Valentine
masih sempat menulis pesan kepada gadis kenalannya, yang isinya :
From
Your Valentine
Setelah kematian Santo Valentine dan Santo
Marius, orang-orang selalu mengingat kedua santo tersebut dan merayakannya
sebagai bentuk ekspresi cinta kasih Valentine, dua-ratus tahun kemudian yaitu
tahun 496 Masehi setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, Paus
Galasius meresmikan tanggal 14 Pebruari 496 sebagai hari Velentine.
Itulah sejarah hari Valentine yang ternyata
untuk mengenang dan memperingati dua orang suci Kristen Katolik yang
mengorbankan jiwanya demi kasih sayang.
Ada versi lain tentang sejarah Valentine,
yaitu pada masa Romawi Kuno, tanggal 14 Pebruari merupakan hari raya untuk
memperingati dewi Juno, dewi Juno adalah ratu dari segala dewa dan dewi,
orang-orang Romawi kuno juga meyakini bahwa dewi Juno adalah dewi bagi kaum
perempuan dan perkawinan ?dewi cinta.
Pada tanggal 14 Februari orang-orang Romawi
kuno mengadakan perayaan untuk memperingati Dewi Juno dengan cara memisahkan
kaum laki-laki dan perempuan. Nama-nama remaja perempuan ditulis pada potongan
kertas lalu digulung dan dimasukkan ke dalam botol, setelah itu para laki-laki
mengambil satu kertas sebagai, setiap laki-laki akan mendapatkan pasangan
sesuai nama yang didapat dalam undian tersebut, bila kemudian mereka ada
kecocokan maka mereka akan melangsungkan pernikahan dihari-hari berikutnya.
Valentine
dan Barat
Pada abad ke 16 Masehi, perayaan Valentine
yang semula merupakan ritual milik agama Kristen Katolik telah berangsur-angsur
bergeser, yang semula untuk memperingati kematian santo Valentine dan Marius
telah bergeser menjadi hari ?Jamuan Kasih Sayang? yang disebut sebagai?
Supercalis? seperti yang dirayakan oleh bangsa Romawi Kuno pada tiap tanggal 15
Pebruari.
Sedangkan pada abad pertengahan di dalam
bahasa Perancis-Normandia terdapat kata? Galentine? yang berasal dari kata
Galant yang berarti cinta, persamaan bunyi antara Galentine dan Valentine
disinyalir telah memberikan ide kepada orang-orang Eropa bahwa sebaiknya pada
tanggal 14 Pebruari digunakan untuk mencari pasangan. Dan kini Valentine telah
tersinkretisasi dengan peradaban Barat.
Valentine telah menjadi bentuk pesta
hura-hura, simbol modernitas, sekedar simbol cinta, dan sudah mulai bernuansa
pergaulan bebas dan seks bebas.
Banyak para muda-mudi yang mengadakan pesta
Valentine hanya karena ikut-ikutan supaya tidak dibilang ketinggalan zaman atau
tidak gaul, orang yang ikut-ikutan pesta valentine seakan-akan telah menyandang
predikat sebagai orang yang modern dan maju, padahal dia tidak tahu apa-apa
tentang sejarah Valentine dan Valentine itu sendiri, padahal Valentine sendiri
bukanlah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan technologi.
Tentu saja Barat adalah yang paling
diuntungkan dengan hiruk-pikuk pesta Valentine, karena di dalam pesta valentine
orang didukung untuk hura-hura, mencari cinta sesaat dan instan, seks bebas,
galmour yang semuanya itu mengarah ke peradaban Barat.
Ketika Al-Islah mengadakan survey via telepon
terhadap beberapa masyarakat kota, ada seorang koresponden yang pernah berada
di luar negeri memberikan pandangannya bahwa Valentine telah menjadi media
Barat untuk memasarkan produknya, merebaknya Valentine dikalangan muda-mudi,
menjadikan mereka ramah dan permisif terhadap produk-produk Barat, antara lain
fashion, kafe, hotel, film, seks pranikah, dan lain sebagainya.
Namun kalau kita mau jeli dan teliti,
Valentine memang bisa menjadikan seseorang merasa tidak ketinggalan zaman,
gaul, fashionable dan segudang simbol peradaban Barat lainnya, salah satu
faktor besarnya daya jual produk-produk Barat adalah terbangunnya opini
tersebut dikalangan muda-mudi, contoh, orang ingin mengganti Hp-nya dengan HP
baru hanya dengan satu alasan saja yaitu ?model baru lebih trendy atau
fashionable yang lama telah ketinggalan jaman dan memalukan? , opini semacam
itulah yang ingin dibangun barat melaui acara-acara Valentine.
Survey
Membuktikan
Dari wawancara dengan beberapa koresponden
yang saya temui ketika diajukan pertanyaan apakah Valentine itu ? didapatkan
hasil rata-rata para koresponden dari kalangan remaja memberikan jawaban bahwa
Valentine adalah hari kasih sayang walaupun sebagian besar dari mereka tidak
mengetahui sejarah Valentine. Dan ketika mereka ditanya apakah ingin merayakan
Valentine?, sebagian besar menjawab ya dan ingin merayakan bersama sang
kekasih, sebagian yang lainnya menjawab tidak perlu dengan alasan kasih sayang
itu bukan hanya satu hari itu saja tetapi sepanjang tahun, dan ada juga yang
memberikan alasan karena Valentine adalah budaya Barat yang memiliki efek
negatif dan merusak. Yang cukup mengejutkan ada seorang anak SD yang tahu
tentang hari Valentine dan ingin merayakan dengan memberi hadiah kepada teman
istimewa.
Dan dari wawancara dengan korespeonden yang
sudah berumah tangga dengan kisaran umur antara 30 tahun hingga 50 tahun
memberikan hasil bahwa ketika mereka dalam usia remaja mereka sebagian besar
tidak tahu tentang Valentine walaupun pernah mendengar kata Valentine, sebagian
kecil mengatakan ketika masih remaja mereka telah tahu tentang Valentine tetapi
tidak pernah merayakannya. Dan ketika diberi pertanyaan lanjutan apakah akan
memberikan izin kepada anaknya untuk merayakan Valentine, sebagian besar
menjawab tidak masalah asal tidak kebablasan, dan sebagian yang lain
mengizinkan tetapi dengan memberikan pengarahan dan sebagian yang lainnya lagi
akan melarang karena mengetahui bahwa Valentine adalah budaya Barat dan
bertentangan dengan agama Islam.
Dari wawancara tersebut dapat diperoleh
gambaran tentang opini dan sikap masyarakat mengenai Valentine ? walaupun
kurang akurat: Pertama, kalangan muda-mudi hampir 100% telah mengenal Valentine
padahal para orang-tua mereka hampir 100% tidak mengenal Valentine pada masa
remajanya berarti Valentine telah berkembang pesat dalam satu generasi. Kedua,
hanya sebagian kecil remaja yang menentang Valentine dan hampir 100% yang tidak
mengetahui tentang sejarah Valentine.
Pandangan
Islam tentang Valentine
Dari uraian sejarah Valentine dan hubungannya
dengan peradaban Barat saat ini dapat diringkas bahwa Valentine merupakan :
Ritual yang bersumber dari Kristen yang
dikukuhkan oleh Paus Galasius untuk mengenang orang suci Kristen yaitu Santo
Valentine dan Santo Marius.
Ritual orang-orang Romawi kuno yang pagan
(penyembah berhala) untuk memperingati dewi Juno yaitu ratu dari segala
dewa-dewi bagi perempuan dan perkawinan ( dewi cinta). Ritual bangsa Eropa pada
abad pertengahan untuk mencari jodoh. Media Barat untuk mengkokohkan cengkraman
peradaban Barat.
Dari keempat jati diri Valentine tersebut,
tidak satupun yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, alasannya :
Pertama, Valentine merupakan ritual keagamaan
yaitu agama Kristen, sehingga Valentine merupakan ibadah bagi agama Kristen,
bukti bahwa Valentine sebagai ritual agama Kristen adalah ritual Valentine
tersebut dikukuhkan oleh seorang Paus yaitu Paus Galasius untuk memperingati
dua orang yang diberi gelar orang suci oleh orang-orang Kristen. Bagi Muslim mengikuti
Valentine tersebut adalah sama dengan mengikuti peribadatan orang Kristen, di
samping itu ada bahaya yang lain yaitu sinkretisasi antara agama Islam dan
Kristen, Allah I telah memerintahkan kita untuk tidak mencampuradukkan ajaran
agama Islam dengan ajaran agama manapun termasuk Kristen :
Bagimu
agamamu, bagiku agamaku. QS. 109:1-6
Kedua, Valentine untuk memperingati/memuja
dewi Juno adalah ritual yang dilakukan oleh orang-orang romawi Kuno yang
menyembah berhala/dewa, sehingga mengikuti ritual ini dapat bernilai kesyirikan
seperti yang dilakukan oleh orang-orang Romawi Kuno yang menyembah berhala.
Bedakan
diri kalian dari orang-orang Musyrik. HR. Bukhari-Muslim
Ketiga, Valentine sebagai sarana untuk
mencari jodoh oleh orang-orang Eropa, mereka bertahayul bahwa kasih sayang akan
mulai bersemi pada tanggal 14 Pebruari, tahayul adalah salah satu bentuk
kesyirikan, sehingga haram hukumnya bagi umat Islam untuk mengikutinya.
Keempat, Valentine sebagai media barat telah
diakui daya rusaknya terhadap tatanan masyarakat timur apalagi Islam, mengiktui
Valentine bukan saja sekedar pesta untuk menyatakan kasih sayang, tetapi juga
pesta yang mau-tidak-mau harus mengikutkan budaya yang lainnya, pergaulan
bebas, fashion, pakaian minim, ciuman antara laki-laki dan perempuan yang bukan
muhrimnya, hidup glamour, materialistis, dansa-dansa, mengumbar nafsu dan
lain-lain.
Barangsiapa
yang menyerupai suatu kaum, ia akan termasuk golongan mereka.
HR. Ahmad
Tidak dapat dipungkiri lagi, Valentine adalah
salah satu pintu masuk untuk menjadi sama dengan mereka.
Itulah jati diri Valentine dan kedudukannya
terhadap agama Islam, banyak para muda-mudi yang mengikuti Valentine hanya
sekedar ikut-ikutan dan tidak mengetahui apa dan bagaimana Valentine yang
sesungguhnya, mereka ikut hanya karena pernah melihat ada yang jualan kartu
Valentine atau menerima kartu valentine, atau karena pernah diajak temannya
ikut acara Valentine, atau karena pernah melihat propaganda Valentine di
majalah-majalah, tv, film dan lain sebagainya, terhadap sikap para muda-mudi
yang mengikut saja terhadap apa yang tidak diketahuinya, Allah SWT telah
memberikan peringatan :
Dan
janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
QS. 17:36
0 comments:
Posting Komentar